Unjuk Rasa Damai Dibalas Dengan Tembakkan Oleh Militer Myanmar, 2 Sekarat

Must Read

JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Satu dari dua pengunjuk rasa dilaporkan kritis dan mengalami mati otak setelah polisi menembak ke arah massa di kota Naypyidaw, dekat Tha Pyay Gone pada 9 Februari, ketika hari ke-4 protes kudeta militer berlangsung di seluruh Myanmar.

Satu dari dua korban, penembakan adalah perempuan yang dilaporkan berusia 20-an tahun, pada awalnya dilaporkan meninggal di lokasi tetapi pihak rumah sakit mengatakan dia sedang kritis dirawat memakai alat penunjang hidup dan tidak sadarkan diri, Eleven Myanmar melaporkan, dikutip pada 10 Februari 2021.

Luka lainnya berupa luka tembus di bagian dada tetapi korban masih dalam kondisi stabil. Namun, laporan Myanmar Now menuliskan bahwa keduanya dalam kondisi kritis, kata dokter, yang meminta namanya untuk tidak disebutkan.

Myanmar Now melaporkan korban kritis adalah seorang perempuan berusia 19 tahun dan seorang pria berusia 30 tahun.

Baca Juga: Presiden Erdogan Menyebutkan Mahasiswa Dengan Kata “Teroris”

Sementara Reuters melaporkan, seorang dokter di Naypyitaw mengatakan perempuan yang ditembak di kepala dengan peluru tajam masih dalam kondisi kritis tetapi diperkirakan tidak akan bisa bertahan hidup.

Video media sosial yang diverifikasi oleh Reuters menunjukkan dia bersama pengunjuk rasa lain agak jauh dari barisan polisi anti huru hara ketika meriam air disemprotkan dan beberapa tembakan terdengar di sekitar lokasi kejadian.

Perempuan yang memakai helm sepeda motor warna merah itu tiba-tiba roboh dan tidak sadarkan diri. Gambar menunjukkan helm yang dia kenakan terdapat lubang yang tampak seperti lubang peluru tajam.

Ada sekitar tujuh orang yang terluka ketika polisi dan militer mulai menggunakan meriam air dan senjata untuk melakukan pembubarkan massa di Tha Pyay Gone sekitar pukul 1 siang, menurut Eleven Myanmar.

Dua pengunjuk rasa myanmar yang terluka berada di antara kerumunan massa pengunjuk rasa yang berkumpul di Thabyay Gone Center di Naypyitaw yang juga dihantam dengan semburan meriam air dan sekitar 50 butir peluru karet.

Di Mandalay, di mana terdapat belasan orang yang ditangkap, polisi menembakkan gas air mata ke arah kerumunan pengunjuk rasa yang mencoba bertahan.

Sekitar belasan truk polisi dan Militer memblokir pintu masuk ke University Avenue di persimpangan Hledan Di Yangon saat kerumunan besar berkumpul di sana.

Malam harinya, Departemen Administrasi Umum Myanmar mengumumkan larangan pertemuan dan jam malam dari jam 8 malam sampai jam 4 pagi.

Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk penggunaan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa, yang menuntut pembalikan kudeta dan pembebasan Suu Kyi serta para pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dan aktivisnya yang ditahan.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan sedang meninjau bantuan untuk Myanmar untuk memastikan mereka yang bertanggung jawab atas kudeta akan menghadapi “konsekuensi yang signifikan”.

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest News

Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak

JAKARTAVIEW.ID, - PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mencatat kenaikan jumlah penumpang pada 2 stasiun yang terintegrasi dengan...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -