JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Decacorn Indonesia, GoJek dan unicorn Tokopedia disebut-sebut telah menandatangani kesepakatan jual beli saham bersyarat atau conditional sales and purchase agreement (CSPA) untuk merger.
Namun, Tokopedia membantah berita tersebut.
VP of Corporate Communications dari Tokopedia Nuraini Razak menyampaikan bahwa kabar tersebut tidak benar. “Kami tidak berkomentar atas spekulasi pasar,” kata dia seperti dilansir dari Katadata.co.id, pada hari Rabu (10/3).
Baca Juga:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Hal senada disampaikan juga oleh Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita. “Kami tidak dapat memberikan komentar terhadap rumor yang beredar,” ungkap dia.
Sebelumnya, sumber dari D-Insights menyampaikan bahwa kedua startup jumbo tersebut sudah menyepakati CSPA.
Poin dari kesepakatan tersebut, Gojek nantinya akan memegang 60% saham entitas gabungan, dan Tokopedia sisanya.
Sumber yang didapat dari Bloomberg mengatakan bahwa, Gojek dan Tokopedia telah membahas berbagai skenario kemungkinan merger.
Salah satunya, membentuk entitas gabungan yang memungkinkan keduanya mempertahankan merek dagang masing-masing.
Keputusan itu juga akan mengacu pada rencana penawaran saham perdana ke publik alias IPO entitas gabungan di bursa Amerika Serikat (AS) dan Indonesia.
Salah satu skenario yang dikaji yakni menggabungkan kedua perusahaan sebelum IPO di bursa Indonesia dan AS.
Skenario yang lain adalah, Tokopedia akan IPO terlebih dahulu di bursa saham Indonesia.
Lalu bergabung dengan Gojek sebelum mendaftarkan entitas gabungan di Negeri Amerika Paman Sam.
Sumber lainnya mengatakan bahwa, kedua startup jumbo tersebut sedang meninjau opsi terkait bisnis pembayaran OVO.
Ini karena Tokopedia dan afiliasinya memiliki 41% saham OVO, sementara Gojek mempunyai hal yang sama yaitu GoPay.
Seorang eksekutif yang terlibat dalam diskusi tersebut mengatakan bahwa, jika merger kedua startup ‘super’ itu berhasil terwujud, maka Tokopedia berpotensi menjual sahamnya di OVO.
Eksekutif yang dimaksud bekerja di dewan direksi salah satu perusahaan, tetapi menolak disebutkan namanya.
Meskipun Tokopedia dan Gojek enggan berkomentar tentang hal tersebut, beberapa analis sudah memproyeksikan bahwa valuasi gabungan keduanya.
CLSA Sekuritas misalnya, memperkirakan nilai kapitalisasi pasar entitas gabungan ini mencapai US$ 35 miliar – US$ 40 miliar (Rp 504 triliun – Rp 576 triliun).
Jika proyeksi itu benar, maka nilainya melebihi Telkom Rp 329 triliun dan Bank Mandiri Rp 302 triliun. Namun, di bawah BCA sekitar Rp 838 triliun dan BRI Rp 585 triliun.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan bahwa, besarnya valuasi gabungan Gojek dan Tokopedia juga dapat menambah daya Tarik dari investor untuk berinvestasi, jika keduanya IPO.
“Potensi mereka cukup bagus karena menghasilkan gabungan data perjalanan, pengantaran, dan belanja.” katanya kepada dilansir dari Katadata.co.id, pada hari Rabu (10/3). “Keduanya bisa menguasai pasar belanja dan pengantaran barang di Indonesia.”
Lainnya:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga