JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa, di beberapa negara pada saat ini tengah terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang memicu terjadinya embargo vaksin.
Embargo vaksin itu, ungkap Budi, merupakan salah satu faktor eksternal yang berpotensi menghambat laju vaksinasi nasional kita.
“Lonjakan ini terjadi akibat mobilitas agresif di negara-negara tersebut. Kalau negara-negara produsen vaksin melakukan embargo, tentu bisa mengganggu kedatangan vaksin untuk beberapa bulan ke depan,” kata Budi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/3/2021).
BACA JUGA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Oleh sebab itu, Budi meminta pemerintah Indonesia untuk lebih cermat dan hati-hati dalam mengatur pemberian vaksin Covid-19. Ini penting untuk mencegah kekosongan vaksin nasional kita.
“Seperti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), jangan sampai kita juga kehilangan momentum perbaikan lewat pembatasan kegiatan masyarakat (PKM). Jangan sampai ada lonjakan kasus seperti di Eropa,” terangnya seperdi dilansir dari Kompas.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Budi saat melaporkan perkembangan terkait vaksinasi nasional kepada Presiden Jokowi, Senin (29/3/2021).
Vaksinasi nasional telah mencapai 10 juta vaksin
Selain menjelaskan akan ancaman embargo vaksin tersebut, Budi juga menyampaikan perkembangan program vaksinasi nasional yang saat ini telah mencapai angka 10 juta vaksin.
Berkat hal tersebut, Indonesia berhasil menjadi salah satu dari empat negara terbanyak dalam memberikan vaksin di luar negara produksi vaksin. Brazil, Turki, dan Jerman merupakan tiga besar negara yang berhasil memenuhi target vaksin pada masing-masing negara.
“Alhamdulillah, hari ini vaksinasi bisa tembus 10 juta. Indonesia punya kecepatan harian vaksinasi mencapai 500.000 suntikan per hari. Kita harapkan pada Maret dan April, ketika ketersediaan vaksin mencapai 15 juta, kita sudah sesuai kecepatan penyuntikannya,” kata Budi.
Pada kesempatan tersebut, Budi tidak lupa juga berpesan kepada masyarakat, khususnya kelompok lanjut usia (lansia), agar berkenan divaksinasi. Hal ini, menurut dia, berguna untuk menekan jumlah kematian lansia di rumah sakit.
“Tolong bantu semua orang tua di atas usia 60 tahun untuk segera diajak vaksinasi. Kita konsentrasi pemberian vaksin ke lansia. Kalau kita segera vaksinasi lansia, sangat kecil tekanan yang dirasakan tenaga kesehatan (nakes) dan rumah sakit,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga berpesan kepada seluruh masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol mencuci tangan dengan sabun, mengenakan masker, dan menjaga jarak (3M). Protokol ini harus terus digalakkan, meski untuk orang yang sudah divaksinasi.
“Meski sudah mendapatkan vaksin, tetap laksanakan 3M. Vaksin tidak membuat kita kebal dan tidak menjamin kita terhindar dari Covid-19, tetapi antibody kita menjadi lebih baik dan berpotensi lebih cepat sembuh ketika dirawat di rumah sakit,” kata Budi.
LAINNYA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga