JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mendesak agar junta militer Myanmar untuk segera membebaskan tahanan politik termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi.
Indonesia mendorong untuk terjalinnya komunikasi di antara pihak-pihak terkait yang terjadi dalam kisru di Myanmar.
“Indonesia mendesak agar semua pihak terkait untuk memulai dialog dan komunikasi. Kondisi yang kondusif bagi komunikasi dan dialog harus segera diciptakan termasuk melepaskan tahanan politik,” ujar Menlu Retno setelah pertemuan khusus bersama para Menlu ASEAN, pada hari Selasa (2/3).
Baca Juga:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Dilansir dari Republika.co.id, Pada pertemuan itu, para Menlu negara anggota ASEAN dan perwakilan Myanmar, Menlu Retno mengatakan bahwa, Indonesia yakin ASEAN siap untuk memfasilitasi dialog tersebut jika diminta.
Retno juga kembali menekankan perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan kawasan yang seharunya terus dijaga bersama.
“Indonesia menekankan bahwa semua negara anggota ASEAN memiliki kewajiban untuk menjaga situasi ini, dan jika kita gagal mempertahankan situasi ini, maka kita tidak akan dapat mewariskan perdamaian kepada anak dan cucu kita,” tegas Menlu Retno.
Kendati demikian, Indonesia mengatakan bahwa semua pilihan itu ada di tangan masing-masing negara anggota ASEAN.
“Saya juga menyampaikan dan saat ini merupakan waktu yang tepat bagi ASEAN untuk menunjukkan kepada rakyat ASEAN dan dunia makna mekanisme ASEAN, makna dari sentralitas ASEAN,” ujarnya.
Menlu Retno terus mengulang dalam mendesak militer Myanmar untuk menghormati rakyat dan agar menahan diri dan tidak menggunakan kekuatan dan kekerasan. Akses kemanusiaan juga diminta dikedepankan di Myanmar dalam pembebasan para tahanan politik.
Sejak awal terjadinya kudeta, Indonesia mulai melobi negara-negara anggota ASEAN juga negara lain untuk membahas isu yang terjadi di Myanmar.
Hal itu terjadi setelah pertemuan Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin yang meminta Menlu Retno untuk melakukan pendekatan kepada ketua ASEAN dan berkonsultasi dengan semua negara ASEAN mengenai situasi di Myanmar.
Shuttle diplomacy pun telah dilakukan oleh Menlu Retno di Bangkok bertemu dengan Wunna Maung Lwin, perwakilan militer Myanmar yang ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri.
Selain berkonsultasi dengan negara-negara ASEAN, Indonesia juga banyak sekali menerima komunikasi dan berkonsultasi dengan para menlu negara lain, di antara lain Amerika Serikat (AS), China, India, Jepang, Korea Selatan, Australia, Prancis, dan Selandia Baru serta dengan Sekjen PBB.
Lainnya:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga