JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Dua puluh pesawat militer Cina memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan pada Jumat, yang merupakan serangan terbesar yang pernah dilaporkan oleh kementerian pertahanan Taiwan dan menandai memanasnya ketegangan di Selat Taiwan.
Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan bahwa angkatan udaranya telah siaga dan mengerahkan rudal untuk “memantau” serangan ke bagian barat daya zona identifikasi pertahanan udaranya, dilansir dari berita Reuters pada tanggal, 26 Maret 2021.
Kemenhan Taiwan juga mengatakan bahwa pesawatnya telah memperingatkan pesawat Cina, termasuk melalui sambungan radio.
BACA JUGA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Ini menandai serangan terbesar yang tercatat hingga saat ini oleh angkatan udara Cina, sejak kementerian pertahanan Taiwan mulai mengungkap hampir setiap hari penerbangan militer Cina di atas perairan antara bagian selatan Taiwan dan Kepulauan Pratas, yang dikuasai Taiwan di Laut Cina Selatan tahun lalu.
Beberapa pesawat Cina terbang di wilayah udara di selatan Taiwan dan melewati Selat Bashi yang memisahkan pulau itu dari Filipina, kata kementerian pertahanan Taiwan.
Dilansir dari Reuters, seseorang yang mengetahui rencana strategi pertahanan Taiwan mengatakan bahwa militer Cina sedang melakukan latihan yang akan mensimulasikan operasi terhadap kapal perang AS yang berlayar melalui Selat Bashi.
Cina, yang mengklaim bahwa Taiwan sebagai wilayahnya yang berusaha memisahkan diri, telah meningkatkan aktivitas militer di dekat pulau Taiwan dalam beberapa bulan terakhir, sebuah tindakan yang menurut Taiwan membahayakan stabilitas regional.
Taiwan mengatakan bahwa ada 20 puluh pesawat Cina yang berusaha menerobos pada hari Jumat sebagian terdiri dari empat pembom H-6K berkemampuan nuklir dan 10 jet tempur J-16.
Pengerahan pesawat dengan jenis ini dalam jumlah besar tidak biasa dan terjadi ketika angkatan udara Taiwan menangguhkan semua misi pelatihan setelah dua jet tempurnya jatuh pada minggu ini.
Belum ada komentar langsung dari kementerian pertahanan Cina terkait dengan insiden tersebut. Beijing seringkali mengatakan latihan semacam itu bukanlah hal yang aneh dan dirancang untuk menunjukkan tekad negara untuk mempertahankan kedaulatannya.
Sebelumnya pada hari Jumat, Taiwan dan Amerika Serikat telah menandatangani perjanjian pertama mereka di bawah pemerintahan presiden baru Joe Biden, membentuk Kelompok Kerja Penjaga Pantai untuk mengoordinasikan kebijakan pertahanan bersama, setelah Cina mengesahkan undang-undang yang memungkinkan penjaga pantainya menembaki kapal asing.
Meskipun Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara lainnya yang, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, Amerika Serikat telah terikat dengan undang-undang untuk membantu Taiwan dalam mempertahankan diri dan merupakan pemasok senjata utama negara pulau tersebut.
LAINNYA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga