JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Kebangkitan dari sikap anti-Zionisme di universitas-univeritas yang ada di Amerika Serikat (AS) telah meningkat secara drastis dalam beberapa tahun terakhir ini.
Hal tersebut terungkap dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Institut Studi Keamanan Nasional (INSS) dari Universitas Tel Aviv.
Penulis studi yang bernama, Miriam Elman, mengatakan bahwa anti-Zionisme telah terwujud dalam berbagai cara, termasuk menempelkan selebaran anti-Zionis yang menuduh orang-orang Yahudi secara diam-diam menyusup ke pemerintah.
Baca Juga:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Elman mengatakan bahwa, kampanye rutin anti-Israel tersebut yang menyerukan untuk melakukan boikot, melepaskan dari dan memberi sanksi kepada Israel ditampilkan di ratusan kampus, termasuk beberapa kampus paling bergengsi di AS dan kampus dengan pendaftaran siswa Yahudi yang tinggi.
“Israel terus di delegitimasi dan dicap sebagai negara paria,” ujarnya, seperti dilansir Anadolu Agency.
Banyak siswa yang memandang bahwa siswa Yahudi, sebagian besar dari mereka mendefinisikan diri sebagai Zionis menurut penulis, sebagai imperialis, rasis dan bahkan Nazi, dan supremasi kulit putih.
Studi tersebut mengatakan bahwa beberapa siswa dianggap menyimpan keyakinan Zionis dan mereka yang mengidentifikasi diri dengan Israel telah ditanyai tentang kesesuaian mereka untuk melayani dalam posisi kepemimpinan.
Menurut penelitian itu, jumlah mahasiswa di Amerika yang mendukung dilakukannya gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) telah meningkat setelah pembunuhan George Floyd pada tahun 2020 yang memperkuat persekutuan antara pendukung BDS dan gerakan Black Lives Matter.
BDS adalah gerakan yang dipimpin oleh orang-orang Palestina, yang terinspirasi oleh gerakan anti-apartheid Afrika Selatan yang menuntut kebebasan, keadilan, dan kesetaraan bagi warga Palestina.
BDS juga bekerja untuk mengakhiri dukungan internasional untuk penindasan Israel terhadap para warga Palestina dengan mempromosikan boikot produk Israel dan sanksi terhadap Israel.
Studi itu juga mencatat munculnya profesor anti-Israel di AS yang menerbitkan materi anti-Israel di outlet peer-review terkemuka. “Departemen akademis semakin mensponsori acara yang menjelekkan Israel,” katanya.
“Banyak mahasiswa Yahudi-Zionis juga telah dikecualikan dari berpartisipasi dalam koalisi progresif dan terdapat kampanye kampus menjengkelkan yang mendiskreditkan organisasi Amerika-Yahudi. Kampanye berusaha untuk mencegah atau membatasi aktivitas mereka di kampus,” katanya.
Studi tersebut menyoroti akan seruan terbuka untuk melakukan “boikot akademis terhadap Israel” oleh para profesional universitas yang mengecilkan hati siswa untuk tidak melanjutkan program belajar di luar negeri di Israel.
Lainnya:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga