JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Indonesia menyerukannya keprihatinan yang mendalam atas situasi dan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka dalam demonstrasi menentang junta militer di Myanmar.
“Ucapan duka cita dan bela sungkawa yang mendalam kepada korban dan keluarganya,” tulis dari Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam sebuah pernyataan, pada hari minggu (28/2).
Baca Juga:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Indonesia menyerukan agar aparat keamanan tidak menggunakan cara-cara kekerasan dan dapat menahan diri. “Guna menghindari lebih banyak korban jatuh serta mencegah situasi tidak semakin memburuk,” tulis dari laman Kementerian Luar Negeri.
Dikutip dari Myanmarnow, pemerintah junta militer telah meningkatkan kekerasan saat melakukan penindakan protes di seluruh wilayah dari negara itu. Pasukan keamanan menindak keras kepada pengunjuk rasa pada hari Sabtu, menangkap lusinan demonstran dan jurnalis yang meliput aksi tersebut demo damai tersebut.
Informasi terakhir yang di dapat sedikitnya 10 orang demonstran tewas dan puluhan lain luka-luka setelah polisi menyerbu demonstrasi anti-junta pada hari Minggu.
Sebelumnnya, militer Myanmar melakukan kudeta kepada pemerintahan terpilih Aung San suu Kyi, yang mengakibatkan ia dan beberapa kabinet dari pemerintahannya di masukan ketahanan oleh pemerintahan junta militer dari negara tersebut.
Hingga saat ini unjuk rasa masa berlangsung di negara itu, yang mengakibatkan korban jiwa terus berjatuhan. Dunia telah mengecam tindakan tersebut, tapi sampai detik ini belum ada perkembangan yang baik untuk rakyat Myanmar.
Lainnya: