JAKARTAVIEW.ID, – Candi Borobudur dalam sejarahnya pernah mengalami aksi teror bom pada 1985. Pengeboman ini membuat sembilan stupa yang tersusun dari 2.692 blok batu diperkirakan 60-70 persennya runtuh.
Aksi ini sempat ditulis majalah Tempo dengan judul Ledakan Malam di Borobudur yang terbit pada 26 Januari 1985. Ledakan teror bom Candi Borobudur dilaporkan terjadi 10 menit setelah petugas keamanan berpatroli, tepatnya pukul 01.30 pada hari Senin 21 Januari 1985.
Satu menit kemudian ledakan kedua juga terdengar. Kali ini terlihat kepulan putih di sisi timur Candi Borobudur. Secara beruntun, kemudian terdengar beberapa ledakan lagi.
BACA JUGA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Ledakan terakhir, yang kesembilan, terdengar pada pukul 03.40, sepuluh menit setelah Kepala Kepolisian Resor Magelang, Daerah Istimewa Yogyakarta, tiba di tempat kejadian.
Tatkala para petugas naik ke candi, mereka menemukan pecahan batu berserakan di lantai dan tangga candi. Di sana-sini terlihat potongan tubuh patung Buddha tergeletak dengan kepala patah.

“Ada sembilan dari 72 stupa di Candi Borobudur yang diperkirakan menjadi sasaran ledakan,” kata Mayor Jenderal Soegiarto, Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) VII/Diponegoro saat itu.
Tujuh stupa yang rusak terkena ledakan terletak di sisi timur. Tiga stupa di lantai 8, dua stupa di lantai 9, dan empat di lantai 10. Pukul 05.30, tim penjinak bahan peledak dari Batalyon Zeni Tempur Magelang, yang terdiri atas tujuh orang dan dipimpin Kapten Mardjono, tiba di candi.
Satu jam kemudian dua anggota tim Jihandak Kepolisian Daerah Jawa Tengah tiba. Di teras pertama dan kedua, tim penjinak bom menemukan dua bom berupa batangan dinamit yang belum meledak.
Melihat rumitnya pekerjaan, diperkirakan pelakunya tidak sendirian. Mengingat kompleks candi ditutup pukul 18.00, Soegiarto memperkirakan pemasangan bom itu dilakukan pada malam hari.
LAINNYA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga