JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjadi presiden Amerika Serikat pertama yang mengeluarkan pernyataan secara resmi bahwa pembantaian orang-orang Armenia pada tahun 1915 merupakan genosida.
Pembunuhan itu terjadi di masa-masa memudarnya Kekaisaran Ottoman Turki, cikal bakal negara Turki modern.
“Kami mengingat kehidupan semua orang yang tewas dalam genosida Armenia era Ottoman dan berkomitmen kembali untuk mencegah kekejaman seperti itu terjadi lagi,” kata Joe Biden dalam pernyataan yang dirilis saat Armenia memperingati dimulainya pembunuhan massal, seperti dikutip dari laman BBC, pada (25/4).
BACA JUGA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
“Dan kami ingat agar kami tetap waspada terhadap pengaruh korosif dari kebencian dalam segala bentuknya,” ujarnya menambahkan.
Dia sebelumnya menyambut baik langkah House of Representative AS, yang pada 2019 memberikan suara terbanyak untuk mengakui pembunuhan massal sebagai genosida.
Seorang pejabat Biden mengatakan, bahwa keputusan untuk menggunakan istilah tersebut secara resmi karena pemerintah mengalihkan fokusnya kepada hak asasi manusia.
Pada tahun 1981, Presiden Ronald Reagan merujuk pada “genosida Armenia” dalam sebuah proklamasi tentang Holocaust, tetapi presiden lain menghindar dari penggunaan istilah tersebut sejak saat itu. Pemerintahan pendahulu langsung Biden, Donald Trump, mengatakan, tidak menganggap pembunuhan itu sebagai genosida. Trump malah menyebutnya sebagai “salah satu kekejaman massal terburuk pada abad ke-20”.
Namun demikian, masalah itu memang sangat sensitif untuk dibahas. Sebab Turki mengakui kekejaman yang mereka lakukan, tetapi menolak jika negara mereka melakukan “genosida”.
Seorang pejabat Amerika mengatakan bahwa langkah tersebut tidak dimaksudkan untuk menyalahkan Turki modern. Namun, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan melalui akun resmi Twitternya, bahwa pemerintahnya tidak akan mengambil pelajaran dari siapa pun tentang sejarah yang terjadi pada Turki termasuk tentang Genosida yang mereka lakukan.
Pemerintah AS sebelumnya belum menggunakan istilah tersebut dalam pernyataan resmi di tengah kekhawatiran akan merusak hubungan dengan Turki, sekutu NATO.
Sementara Armenia mengatakan, bahwa ada sejumlah 1,5 juta orang terbunuh pada tahun 1915-1916 dalam upaya untuk memusnahkan kelompok etnis tersebut.
Mereka menganggapnya sebagai genosida, dan banyak sejarawan serta pemerintah setuju pembunuhan itu telah diatur oleh kekaisaran Islam pada saat itu (Otoman).
Turki menerima bahwa kekejaman telah dilakukan, dan memperkirakan bahwa 300 ribu orang Armenia dibantai. Namun Turki berpendapat tidak ada upaya sistematis untuk menghancurkan orang-orang Kristen Armenia. Menurut Turki banyak Muslim Turki yang tidak bersalah juga tewas dalam kekacauan perang tersebut.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan pernyataan Biden telah “menghormati ingatan” mereka yang telah meninggal. “AS sekali lagi menunjukkan komitmennya yang teguh untuk melindungi hak asasi manusia dan nilai-nilai universal,” kata Pashinyan.
Namun kementerian luar negeri Turki menanggapi dengan marah. Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menolak dan mencela dalam istilah terkuat pernyataan itu.
“Itu dibuat di bawah tekanan lingkaran Armenia radikal dan kelompok anti-Turki,” kata pernyataan. Turki mengingatkan bahwa langkah itu akan membuka luka yang dalam yang merusak rasa saling percaya dan persahabatan antara AS dan Turki.
LAINNYA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga