JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, mengatakan bahwa ia telah menerima surat dari pemimpin junta militer ‘penguasa baru’ Myanmar, pada Rabu (10/2).
Surat dari pemimpin junta militer berisi meminta dukungan dari Thailand untuk mendukung demokrasi di Myanmar.
Dikutip dari Reuters Rabu (10/2), Prayuth mengatakan kepada parah wartawan di Bangkok bahwa ia selalu mendukung terjadinya demokrasi di negara tetangga Thailand itu.
“Kami mendukung proses demokrasi di Myanmar tetapi yang paling penting sekarang ini adalah menjaga hubungan baik karena berdampak pada rakyat, ekonomi, perdagangan perbatasan, terutama sekarang ini,” ungkap Prayuth.
Baca Juga: Unjuk Rasa Damai Dibalas Dengan Tembakkan Oleh Militer Myanmar, 2 Sekarat
Pasukan Min Aung Hlaing menggulingkan pemimpin sipil yang dipilih rakyat Aung San Suu Kyi 1 Februari lalu dan menahannya, dengan tuduhan kecurangan dalam pemilu tahun lalu bahwa partainya menang karena berlaku curang.
Namun Komisi pemilihan umum telah membantah tudingan dari militer tersebut.
“Thailand akan mendukung berlangsungnya proses demokrasi di Myanmar. Sisanya terserah dia untuk melihat bagaimana kelanjutkan,” katanya.
Sejak kudeta, Myanmar telah tertekan oleh gelombang protes besar-besaran dalam lebih dari satu dekade ketika pendukung Suu Kyi menantang kudeta militer yang menghentikan transisi tentatif selama satu dekade menuju demokrasi.
Thailand juga menyaksikan gelombang aksi protes terbesarnya dalam beberapa dekade tahun lalu ketika lawan-lawan Prayuth menuntut agar dia mundur, menuduhnya merekayasa pemilu terakhir untuk melanjutkan dominasi politik Thailand oleh tentara dan monarki.
Tentara Thailand dan Myanmar telah memiliki hubungan kerja yang erat dalam beberapa dekade terakhir.