Pengamat Ramalkan Dampak Dari Pelabelan Teroris Kepada KKB Papua

Must Read

JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia Ridwan Habib menduga bahwa pola penanganan konflik di Papua akan berubah dalam beberapa waktu ke depan.

Hal tersebut menyusul pelabelan terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan organisasi yang berafiliasi di Papua sebagai daftar terduga teroris dan organisasi teroris (DTTOT). 

Ridwan menyebut, bahwa hal yang pastinya berubah yaitu berkurang hingga nihilnya upaya diplomasi dengan para mantan KKB. Label teroris yang kini mereka emban membuat pemerintah menutup pintu untuk dialog.

BACA JUGA:

“Kalau disebut teroris maka tidak ada ruang negosiasi karena Indonesia menganut tidak kompromi dengan teroris termasuk dengan JAD, ISIS siapapun yang terkait maka ditindak hukum,” kata Ridwan seperti dikutip dari Republika, pada hari Kamis (29/4).

Ridwan menyampaikan, bahwa dengan label teroris maka ujung tombak penanganannya nanti ada di Densus 88 Polri. Unsur TNI bisa turut serta hanya sebagai perbantuan saja. 

Oleh sebab itu, dia mengusulkan, akan adanya regulasi penanganan teror oleh TNI dapat segera disahkan oleh Presiden. Dengan demikian, dia optimis penanganan terorisme dapat lebih maksimal dilakukan.

“TNI masuk dalam konteks perbantuan dengan cara surat permintaan Kapolri ke Panglima TNI karena Perpres TNI tangani terorisme belum ditandatangani, padahal mestinya ditandatangani Presiden kalau mau cepat,” ujar Ridwan.

Diketahui sebelumnya, bahwa Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD telah meminta kepada semua aparat keamanan terkait untuk melakukan tindakan secara cepat, tegas, dan terukur terhadap organisasi-organisasi yang kini dilabeli teroris di Papua.

“Pemerintah menganggap bahwa organisasi dan orang-orang di Papua yang melakukan kekerasan masif dikategorikan sebagai teroris,” ujar Mahfud MD dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (29/4).

Mahfud menjelaskan, keputusan tersebut diambil setelah mendengar pernyataan dari Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Badan Intelijen Negara (BIN), pimpinan Polri-TNI dan tokoh-tokoh Papua. Mahfud mengklaim banyak tokoh masyarakat, tokoh adat Papua, serta pimpinan resmi Papua yang datang ke kantornya untuk memberi dukungan. 

LAINNYA:

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest News

Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak

JAKARTAVIEW.ID, - PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mencatat kenaikan jumlah penumpang pada 2 stasiun yang terintegrasi dengan...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -