Penelitian Terbaru, Kucing Mati Setelah Tertular Covid-19 Dari Pemiliknya

Must Read

JAKARTAVIEW.ID, – Penderita Covid-19 telah diberitahu untuk tidak memeluk hewan peliharaan saat sakit. Imbauan tersebut keluar, setelah kucing mati karena terkena infeksi virus corona yang ditularkan dari pemiliknya.

Anak kucing tersebut mati pada usia empat bulan setelah mengalami kesulitan untuk bernapas. para peneliti di Universitas Glasgow mengatakan, bahwa SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, ditemukan di paru-parunya.

Mereka percaya hal itu mungkin telah memicu pneumonia yang membuatnya mati.

Kasus kedua penularan Covid-19 dari manusia ke kucing di Inggris juga diidentifikasi oleh tim yang melakukan skrining terhadap populasi kucing.

BACA JUGA:

Perempuan berusia enam tahun tersebut berasal dari rumah tangga lain di wilayah lain di Inggris, di mana pemiliknya dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut.

Kucing siam itu dibawa ke dokter hewan dengan hidung meler dan konjungtivitis. Dia sembuh total.

Ini menunjukkan kucing dapat menunjukkan gejala pernapasan ringan atau parah yang sama, setelah infeksi yang menyerang manusia.

Studi yang dipublikasikan oleh Veterinary Record, mengatakan bahwa saat ini tidak ada bukti penularan dari kucing ke manusia

Tetapi para ilmuwan mengatakan, hewan peliharaan berpotensi bertindak sebagai “reservoir virus” yang memungkinkan penularan secara terus menerus.

“Ini adalah laporan pertama penularan SARS-CoV-2 dari manusia ke kucing di Inggris,” ujar penulis utama Profesor Margaret Hosie seperti dilansir dari laman Mirror, pada hari Senin (26/4/2021).

Menurutnya, meskipun pandemi yang sedang berlangsung didorong oleh penularan dari manusia ke manusia, kekhawatiran telah dikemukakan bahwa spesies lain mungkin memiliki potensi untuk berperan dengan menjadi reservoir baru bagi virus.

“Kucing sering berada sangat dekat dengan pemiliknya, menjilati tangan atau wajah mereka, terkadang tidur di atas atau di tempat tidur mereka,” kata dia.

Kucing terinfeksi dengan cara yang sama seperti manusia, yakni dengan menghirup tetesan setelah orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Pada Juli lalu, Buddy, anjing gembala Jerman dari New York, meninggal setelah menjadi anjing pertama yang dites positif di AS. Ia juga menderita kanker dan membuat penyebab kematiannya tidak jelas.

Anjing pertama di dunia yang terkena virus corona adalah Pomeranian berusia 17 tahun. Itu juga meninggal setelah kembali ke rumah ke pemiliknya yang telah terinfeksi oleh virus Covid-19.

Pemetaan DNA lengkap virus Covid-19 di Siam ditemukan sangat mirip dengan genom virus yang beredar pada manusia.

Prof Lawrence Young, ahli virologi di Universitas Warwick, mengatakan bahwa meskipun tampaknya jarang terjadi, penelitian ini adalah bukti lebih lanjut bahwa pemilik yang terinfeksi dapat menginfeksi kucing mereka dengan SARS-CoV-2 dan kucing tersebut dapat menjadi bergejala.

“Meskipun masih belum ada bukti bahwa hewan peliharaan yang terinfeksi dapat menularkan infeksi ke manusia, para ilmuwan akan terus memantau infeksi SARS-CoV-2 pada berbagai spesies non-manusia,” jelasnya.

LAINNYA:

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest News

Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak

JAKARTAVIEW.ID, - PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mencatat kenaikan jumlah penumpang pada 2 stasiun yang terintegrasi dengan...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -