Jakartaview.id, jakarta – Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, dilaporkan ditangkap oleh pihak militer negaranya. Ia dan pimpinan dari partai Liga Nasional Democracy (National League for Demoracy atau NDL) di jemput paksa oleh militer pada Senin (1/2/2021) dini hari.
Sebelum kejadian ini terjadi, spekulasi kudeta di Myanmar pun sudah sering muncul belakangan ini, termaksud dari PBB.
Dikutip dari BBC, juru bicara NDL, Myo Nyunt, berharap akan ada proses sesuai hukum. Dia sendiri juga memprediksi akan ditangkap oleh pihak militer.
“saya mau memberitahu rakyat Myanmar agar tidak merespons dengan keras dan saya ingin mereka berbuat sesuai hukum,” ucapnya.
Belakangan ini, Pimpinan Suu Kyi memang sedang berseteru dengan pihak militer karena hasil pemilihan pada November 2020. Pemilihan ini di pandang militer sebagai referendum terhadap pemerintahan Suu Kyi. Militer menolak hasil dari pemilihan itu.
Spekulasi di PBB
Beberapa pekan yang lalu, para duta besar negara barat dan PBB sudah merasa khawatir akan adanya kudeta di Myanmar.
VOA News memberitakan bahwa banyak diplomat yang khawatir. Dubes Eropa meminta agar militer tidak mengubah hasil dari pemilu.
“Kami ingin mendorong militer dan semua pihak di Myanmar untuk mengikuti norma-norma dari demokrasi, dan kami menolak adanya usaha untuk mengubah hasil pemilu atau merusak transisi demokrasi Myanmar,” tulis pernyataan dari Kedubes Australia, 12 negara Eropa.
PBB juga merasa khawati. Berdasarkan pantauan BBC, ada tentara di jalan -jalan Naypyitaw dan Yangon.
Seperti kita ketahui pada saat ini Pimpinan Myanmar itu sedang mendapatkan citra buruk di mata internasional karena permasalahan Rohingnya di negaranya.
