JAKARTAVIEW.ID, BERLIN – Tragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402 di perairan Bali pada Rabu (21/4), mengundang simpati dan duka mendalam dari masyarakat internasional, termasuk Jerman.Â
Menteri Pertahanan Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer, seperti dikutip dari akun Twitter-nya @akk mengungkapkan rasa duka cita mendalam.
“Today, I feel with the families and friends of the 53 Indonesian sailors whose submarine #Nanggala402 sank. My heartfelt condolences to Defense Minister @Prabowo and the Indonesian Armed Forces (Hari ini, saya bersama keluarga dan teman-teman 53 pelaut kapal selam Indonesia #Nanggala402 yang tenggelam. Saya turut berbela sungkawa kepada Menteri Pertahanan @Prabowo dan TNI),” ungkap Karrenbauer.
Tak hanya itu, Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman atau Verband Deutscher Ubootfahrer (VDU) pada hari Kamis (29/4), menggelar upacara peletakan karangan bunga di Monumen Kapal Selam di kota Möltenort, Jerman.
Sebagai penghormatan terakhir kepada para kru KRI Nanggala yang dihadiri oleh Dubes RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno.
BACA JUGA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Selain itu, hadir Konjen RI Frankfurt Ardian Wicaksono, Atase Pertahanan RI Berlin Kolonel Rio Hendrawan, tiga peserta Sesko dari Indonesia, serta delegasi Task Force RI MCMV Lemwerder.
Upacara juga dihadiri Presiden dan Dewan Pengurus Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman, Presiden Perkumpulan Angkatan Laut Jerman, serta Dewan Pengurus dan Anggota Korps Kapal Selam Kiel.
Komandan Armada Misi, Komandan Skuadron Kapal Selam, dan CEO Perusahaan ThyssenKrupp Marine System juga turut hadir dalam upacara tersebut. “Kami sangat merasa kehilangan atas kepergian sahabat-sahabat kami. Sebagai sesama awak kapal selam, kami sadar tugas yang kami emban penuh dengan resiko dan bahaya,” kata Presiden Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman, Michael Setzer.
“Segiat apapun kami berlatih, dan secanggih apa pun peralatan yang digunakan, namun kecelakaan adalah hal yang tidak bisa dihindari,” kata Setzer menambahkan.
Menurut Setzer, anggota Asosiasi Awal Kapal Selam Jerman memiliki hubungan kolega yang dekat dengan para kru Nanggala-402. Bahkan, di antara kru Nanggala-402 yang mengalami musibah naas tersebut, dua tahun lalu sempat mengikuti program pendidikan di Angkatan Laut Jerman. Perwira itu masih terus menjalin kontak erat. “Mereka layaknya Brothers in Arms bagi kami.”
Ungkapan duka tersebut seperti diamini oleh rintik hujan yang turun saat upacara berlangsung. Diselimuti suhu dingin 7 derajat Celcius, suasana duka terasa semakin syahdu dengan iringan terompet yang melantunkan lagu Ich hatte einen Kamerade (Saya memiliki seorang sahabat). Lagu ini biasa mengiringi prosesi penghormatan terakhir bagi tentara yang gugur dalam tugas.
Dubes Oegroseno, yang juga penerima brevet kehormatan surveyor dari Pushidros TNI AL, mengapresiasi, inisiatif Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman menyelenggarakan upacara peletakan karangan bunga ini.
Ia mengatakan, atas nama Pemerintah Indonesia, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan para keluarga korban, pihaknya berterima kasih atas solidaritas yang ditunjukkan Jerman.
“Ini adalah satu-satunya upacara penghormatan bagi para pahlawan yang gugur, yang digelar di luar Indonesia. Acara ini menunjukkan hubungan yang erat di bidang pertahanan, kerja sama Angkatan Laut dan people to people dalam konteks kemiliteran antara Indonesia dan Jerman,” kata Oegroseno.
Upacara ini sengaja dilangsungkan di Monumen Kapal Selam di Möltenort Heikendorf. Monumen tersebut dibangun untuk menghormati para kru kapal selam Jerman yang gugur semasa Perang Dunia I dan II.
Monumen itu kemudian secara rutin menjadi simbol penyelenggaraan penghormatan tertinggi kepada seluruh kru kapal selam Jerman yang gugur dalam menjalankan tugasnya.
KRI Nanggala yang tenggelam termasuk jenis kapal selam tipe 209/1300. Kapal selam yang dibuat di Kiel pada era Jerman Barat, pada tahun 1977, tersebut lantas memperkuat TNI AL mulai tahun 1981.
LAINNYA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga