JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Dua kapal milik pemerintah China kedapatan menerobos masuk ke dalam perairan territorial milik Jepang di lepas Kepulauan Senkaku di Laut China Timur pada Senin (29/3) pagi. Hal tersebut sudah berulang kali terjadi sebelumnya.
Melansir dari lembaga penyiaran public milik Jepang, NHK, dua kapal milik pemerintah Cina tersebut masuk ke perairan Jepang di lepas Pulau Minami-Kojima sekitar pukul 04.00.
Unit penjaga pantai Jepang segera merespon dan memperingatkan kedua kapal tersebut untuk segera pergi.
BACA JUGA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Menurut salah seorang sumber dalam otoritas Jepang, sudah ada 11 kali kejadian kapal China memasuki perairan teritorial Jepang di lepas Kepulauan Senkaku sepanjang 2021.
Pada awal bulan Februari lalu, Jepang telah mengajukan protes kepada China atas masuknya dua kapal penjaga pantai milik Beijing ke sekitar Senkaku.
“Kami melakukan protes keras melalui jalur diplomatik baik di Tokyo dan Beijing, dengan keras menuntut agar mereka segera menghentikan gerakan mereka untuk mencoba mendekati kapal penangkap ikan Jepang, dan agar mereka segera meninggalkan perairan teritorial,” kata juru bicara Pemerintah Jepang Katsunobu Kato pada 8 Februari lalu.
Dia menjelaskan kapal penjaga pantai Jepang berulang kali meminta kapal penjaga pantai China pergi sambil memastikan keamanan kapal penangkap ikan. “Jepang tidak pernah bisa mentoleransi tindakan seperti itu,” ujar Kato.
China secara teratur mengirim kapal penjaga pantainya ke Senkaku. Negeri Tirai Bambu telah menyetujui undang-undang (UU) yang mengizinkan kapal penjaga pantainya menggunakan senjata terhadap kapal asing yang dianggap memasuki perairannya secara ilegal. Penerapan UU tersebut telah memanaskan situasi di Senkaku.
Persengketaan di Kepulauan Senkaku memiliki potensi dampak yang signifikan bagi hubungan China dan Jepang. Sejauh ini kedua negara masih sama-sama mempertahankan klaimnya.
Kendati Senkaku mungkin tak memiliki banyak nilai lebih, tapi perairan sekitarnya secara strategis signifikan dalam hal kontrol jalur laut, sumber daya ikan, cadangan energi yang belum dimanfaatkan, dan imperatif militer.Â
LAINNYA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga