JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA –  Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa negara-negara di Eropa ikut membantu terwujudnya proyek kapal selam buatan dalam negeri mereka, dalam pengumuman yang datang setelah puluhan pesawat militer Cina masuk ke wilayah udaranya.
Taiwan, yang diklaim oleh Cina sebagai bagian dari wilayahnya yang mau memisahkan diri, telah bekerja selama bertahun-tahun untuk mengubah kekuatan kapal selamnya, beberapa di antaranya berasal dari Perang Dunia Kedua.
Kapal selam era PD II bukan tandingan armada Cina, yang memiliki kapal selam berkemampuan senjata nuklir.
BACA JUGA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Taiwan jarang mengumumkan program sensitif militer mereka mendapat bantuan selain dari Amerika Serikat.
Pemerintah Amerika pada tahun 2018 telah memberikan lampu hijau bagi para produsen AS untuk berpartisipasi dalam program kapal selam buatan Taiwan.
Langkah tersebut dianggap akan membantu Taiwan mengamankan komponen utama produksi kapal selam, meskipun tidak jelas perusahaan AS mana yang terlibat.

Dilansir dari laman berita Reuters, pada tanggal 3 April 2021, dalam sebuah pernyataan Jumat malam, Kementerian Pertahanan Taiwan membantah laporan dalam publikasi yang berbasis di AS, The National Interest, yang mengutip laporan dari media Taiwan dari 2019, bahwa Korea Utara telah mengadakan pembicaraan untuk membantu Taiwan membuat kapal selam.
“Dalam pengembangan kapal selam kita belum pernah ada, tidak ada sekarang dan tidak akan pernah ada kontak dengan Korea Utara; Semua bantuan diberikan oleh negara-negara penting di Eropa dan Amerika Serikat,” kata Kementerian Pertahanan Taiwan tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.
Negara-negara Eropa umumnya berhati-hati dalam mengizinkan penjualan senjata kepada Taiwan karena takut membuat marah Cina, meskipun pada 2018 Taiwan mengatakan sedang melakukan pembicaraan dengan perusahaan yang berbasis di wilayah Inggris di Gibraltar tentang desain armada kapal selam baru.
Dua dari empat kapal selam aktif Taiwan dibangun di Belanda pada 1980-an, meskipun negara itu kemudian menolak untuk menjual lebih banyak kapal selam ke Taiwan.
Prancis juga telah menjual fregat dan jet tempur ke Taiwan. Taiwan mengatakan bahwa pada tahun lalu pihak mereka telah berusaha untuk membeli peralatan tempur dari Prancis agar bisa meningkatkan sistem interferensi rudal kapal.
CSBC Corporation Taiwan yang didukung oleh negara mulai membangun kapal selam baru tahun lalu, yang bertujuan untuk mengirimkan yang pertama dari delapan kapal selam yang direncanakan pada tahun 2025.
Menteri pertahanan Taiwan bulan lalu mengatakan bahwa AS telah menyetujui ekspor teknologi sensitif untuk melengkapi armada kapal selam Taiwan.
LAINNYA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga