JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa kondisi keuangan negara memang sedang tertekan dalam menghadapi tantangan yang luar biasa dalam situasi pandemic virus Covid-19 ini.
Adapun, negara membutuhkan lebih banyak belanja untuk menangani pandemic virus covid-19. Bukan hanya dari sisi kesehatan saja, tetapi juga untuk membantu masyarakat yang mengalami tekanan ekonomi selama pandemic ini berlangsung sejak tahun lalu.
“Keuangan negara tertekan tapi kita juga harus menolong rakyat, kita harus bayar masyarakat yang masuk RS karena covid, bayar tenaga kesehatan, bayar alat, kita upgrade RS, dan membantu rakyat yang kehilangan pekerjaan, kita bantu usaha kecil,” ujar Sri Mulyani dalam video virtual pada hari, Rabu (17/2).
Baca Juga: Menteri Ekonomi Setuju Pajak Mobil PPnBM 0%
.
Lanjutnya, tantangan yang akan dihadapi tidaklah mudah untuk di hadapi. Selain dari pandemi covid-19. Mulai dari perubahan iklim yang menyebabkan terjadinya bencana hingga perubahan teknologi digital yang membawa dampak terhadap kehidupan masyarakat.
.
“Sebagian senang dan excited karena mereka milenial semua, terbiasa kerja dengan smartphone, bisa kerja luar biasa produktif. Namun teknologi digital memberi konsekuensi yang banyak, yang belum semua kita siapkan dan sadari,” jelas Sri Mulyani
Dia menekankan instrumen keuangan negara harus bekerja keras dalam menangani pandemi.
“Keuangan negara instrumen yang bekerja keras menangani pandemi ini. Kita belanja Rp2.500 triliun lebih tahun lalu, dan tahun ini Rp2.750 triliun,” tandasnya.
Baca Juga:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga