Majalah Charlie Hebdo Rilis Karikatur Ratu Elizabeth Sedang Injak Leher Meghan

Must Read

JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Majalah asal Prancis, Charlie Hebdo mendapat kritik besar-besaran setelah mereka menerbitkan karikatur dari Ratu Elizabeth II yang sedang menekan lututnya di leher Meghan Markle.

Kartun yang menjadi kover dari majalah satir tersebut meniru insiden kematian seorang pria kulit hitam yang berasal dari Amerika Serikat yaitu, George Floyd setelah polisi kulit putih menekan lututnya di leher Floyd.

Kover majalah Charlie Hebdo tersebut, terlihat menggambarkan wawancara dari Meghan Markle dengan Oprah, yang menuding keluarga kerajaan Inggris telah bersikap rasis tentang warna kulit anaknya.

Baca Juga:

Dilansir dari Republika, diketahui, Markle lahir dari seorang ibu keturunan Afrika-Amerika dan ayah yang berkulit putih 

Kover Charlie Hebdo mengangkat judul, “Mengapa Meghan meninggalkan Buckhingham”. Kover tersebut menggambarkan, Meghan yang terbaring di tanah dan lehernya diinjak oleh lutut sang ratu, sambil berkata, “Karena saya tidak bisa bernapas lagi”.

Sampul dari majalah Charlie Hebdo tersebut menjadi salah satu topik yang paling banyak dikritik di media sosial.

CEO dari Runnymede Trust, adalah sebuah lembaga think-tank kesetaraan rasial yang berbasis di Inggris, Halime Begum mengatakan bahwa, kartun yang diterbitkan oleh majalah satir tersebut telah melampaui batas.

“Ini melampaui batas, membuat siapa pun tertawa atau menantang rasisme. Itu merendahkan masalah dan menyebabkan pelanggaran, secara keseluruhan,” ujar Begum dalam cuitan di Twitternya, dilansir Anadolu Agency, Ahad (14/3).

The Black and Asian Lawyers For Justice mengatakan bahwa, kartun Charlie Hebdo mengandung ujaran “rasisme yang keterlaluan, menjijikkan, dan fasistik”.

Mereka menuduh majalah tersebut menggunakan trauma Floyd untuk mendapatkan keuntungan.

Sejumlah surat kabar Inggris mengecam karikatur yang dibuat majalah Charlie Hebdo.

Charlie Hebdo berulang kali mendapat kecaman karena menerbitkan karikatur Nabi Muhammad. Hal ini memicu protes besar di negara-negara mayoritas Muslim.

Dua belas kartunis dan karyawan dibunuh oleh sekelompok teroris pada 2015, setelah majalah tersebut menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad.

Karikatur dari Nabi Muhammad pertama kali diterbitkan oleh surat kabar Denmark, Jylland-Posten pada tahun 2005.

Pada tahun 2020, majalah Charlie Hebdo menerbitkan ulang karikatur kontroversial tersebut.

Pemerintah Prancis membela publikasi majalah Charlie Hebdo, dengan mengatakan, pemerintah tidak dapat menghalangi kebebasan berekspresi.

Lainnya:

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest News

Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak

JAKARTAVIEW.ID, - PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mencatat kenaikan jumlah penumpang pada 2 stasiun yang terintegrasi dengan...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -