Jakartaview.id, Jakarta – Produksi dari kelapa sawit Indonesia kurung waktu lima tahun terakhir selalu mengalami stagnan bahan cenderung turun. Jika dibandingkan dengan Malaysia, produksi Indonesia lebih rendah dua kali lipat.
Untuk menanggapi hal itu, Masyarakat kelapa Sawitan Indonesia (Maksi), Darmono Taniwiryono mengatakan bahwa sebetulnya produksi sawit tidaklah menurun, tetapi Stagnan.
“Mungkin saya luruskan ya, sebenarknya tidak ada penurunan produksi kelapa sawit. Pada dasarnya produksivitas tidak menurun melainkan Stagnan,” ungkap Damono seperti di kudip dari IDX Channel.
Meski begitu, Ia membenarkan bahwa produksi sawit Indonesia memang masih kalah dari Malaysia. Hal ini dikarenakan produksi perkebunan sawit rakyat tidak menggunakan bahan bibit unggul.
Ia menjelaskan, perkebungan sawit rakyat terbagi menjadi dua. Ada perkebunan sawit plasma dan juga yang mandiri.
Perkebunan sawit Plasma sudah dapat edukasi dari swasta dan pemerintah sehingga menggunakan bibit yang unggul. Sementara yang perkebunan mandiri belum memakai bibit unggul dan kurang dapat pembinaan yang baik.
“Perkebunan mandiri lebih banyak dari plasma. Sehingga produktivitas perkebunan rakyat mandiri sangat rendah,”
Baca Juga : Presiden Joko Widodo Target Investasi Rp 900 T
Ia juga menuturkan, di Malaysia perkebunan sawit mandiri benar-benar dikawal oleh pemerinta. Sehingga dari awal mereka sudah menggunakan bibit yang unggul.
Untuk mengatasi permasalahan itu, pemerintah sudah menyiapkan program peremajaan perkebunan sawit rakyat mandiri melalui Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Namun untuk meningkatkan produktivitas sawit membutuh kan banyak waktu.
“Program dari BPDPKS meremajakan perkebunan menggunakan bibit unggul. Sehingga produktivitas akan meningkat. Namun membutuhkan waktu sekitar lima tahun agar produktivitas dari perkebunan mandiri bisa meningkat,” ungkapnya.
