JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah melakukan inovasi melalui penelitian dan pengembangan terhadap alat utama sistem senjata (alutsista) TNI sebagai bentuk peningkatkan sistem pertahanan negara. Terbaru, lembaga ini membuat Mobile Command Control Vehicle (MCCV).
Dilansir dari Kompas.com, MCCV adalah kendaraan taktis berteknologi modern yang berfungsi sebagai pusat integrasi komunikasi dan komando pengendalian antara komandan operasi dengan prajurit atau personel di lapangan, baik di medan pertempuran maupun perang perkotaan.
Baca Juga:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Kepala pusat penelitian dan pengembangan (Kapuslitbang) alat peralatan pertahanan (Alpalhan) Brigjen TNI Rosidin MSi (han) MSc mengatakan bahwa, MCCV adalah terobosan dalam dunia militer.
Sebab, sebelumnya TNI belum memiliki kendaraan khusus sebagai pusat komando dan pengendalian yang berperan sebagai mobile ground control station (MGCS).
“Sebagaimana diketahui (bahwa) satuan TNI memiliki alat komunikasi yang berbeda-beda. Maka dari itu, kehadiran MCCV dapat mengintegrasikan seluruh alat komunikasi dalam rangka komando dan pengendalian,” ujar Brigjen Rosidin saat memaparkan presentasi prototipe alutsista terbaru TNI seperti dilansir dari Kompas.com, Jakarta, hari Senin (1/3).
Dalam rangka pusat komando pengendalian, Kapuslitbang Alpahan Balitbang Kemhan tersebut menyampaikan bahwa, kehadiran MCCV dapat membantu Tentara Indonesia dalam mengendalikan operasi mulai dari tingkat komandan hingga sampai kepada prajurit di lapangan.
“Ini bisa digunakan untuk komando dan kendali (Kodal) operasi tempur. Baik itu serangan maupun pertahanan apabila ada ancaman eksternal,” ujarnya.
Secara susunan, Brigjen Rosidin menjelaskan bahwa unit MCCV ini terdiri dari dua bagian dengan fungsi yang berbeda, yaitu kendaraan utama dan kendaraan support.
Adapun fungsi kendaraan utama, yaitu sebagai pusat pengumpulan data dan pengendalian komunikasi.
Area ini dilengkapi dengan radio master, consoles, dan peralatan elektronik lainnya untuk mengintegrasi berbagai data di sekitar daerah operasi, baik perkotaan maupun medan operasi.
Selain itu, kendaraan support juga dapat digunakan sebagai tempat briefing, perencanaan operasi dan tempat beristirahat bagi VIP user.
Nilai tambahnya, MCCV telah didukung juga dengan perangkat drone yang pengendaliannya bisa dilakukan secara langsung ‘live’ pada kendaraan tersebut.
“Seluruh pergerakan pasukan di sekitar wilayah operasi dapat tervisualisasikan secara jelas. Dengan demikian, maka seluruh instruksi dapat dengan mudah disampaikan kepada prajurit terdepan sesuai keadaan nyata di lapangan,” ucap Brigjen Rosidin.
Sebagai proteksi, MCCV juga dilengkapi dengan perlindungan balistik, anti-thermal censor, radio jammer, dan juga multispectral camouflage net.
Untuk mobilitas, MCCV menggunakan roda berjenis run flat type yang memiliki kemampuan menahan tembakan proyektil.
Dengan ketangguhan yang dimiliki itu, MCCV ini bisa digunakan untuk segala jenis operasi di lapangan. Misalnya, pengamanan saat demo, manajemen penanggulangan bencana alam, posko taktis (poskotis) dalam special force operations lain.
“MCCV juga bisa dimanfaatkan untuk mengantisipasi ancaman internal. Misalnya, dalam hal pengendalian massa demonstrasi atau melacak pergerakan dari teroris,” jelasnya.
Sekertaris Balitbang Kemhan Brigjen TNI Abdullah Sani juga menambahkan bahwa, kehadiran prototipe MCCV ini dapat dikembangkan lagi sehingga kualitasnya bisa meningkat kedepannya.
“Dengan begitu, kendala TNI dalam melaksanakan tugas operasi khususnya dalam aspek Kodal serta integrasi komunikasi dalam operasi apapun dapat teratasi,” ujar Brigjen Sani.
Hal senada turut disampaikan juga oleh Kabalitbang Kemhan Marsekal Madya (Marsdya) TNI Julexi Tambayong.
Ia mengatakan bahwa fokus Kemhan saat ini adalah terus mengembangkan alutsista buatan dalam negeri bersama sejumlah industri lokal untuk berupaya mewujudkan kemandirian Alutsista nantinya.
“Kami telah berhasil memproduksi alat peralatan pertahanan sendiri, dan dengan kualitas yang terus ditingkatkan bukan tidak mungkin dimasa depan produk-produk ini dapat dieksport ke luar negeri juga,” jelas Marsda TNI Julexi Tambayong.
Informasi tambahan, MCCV merupakan salah satu dari tiga alutsista yang telah dibuat Kemhan untuk memaksimalkan sistem pertahanan nasional. Dua alutsista lain adalah Kendaraan Peluncur Roket R-HAN 122B dan radar pasif.
Lainnya:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga