Jakartaview.id, Jakarta – Kementerian Kesehatan mengakui bahwa mereka belum membayar klaim biaya rumah sakit yang melayani pasien Covid-19 sepenuhnya.
Dirjen pelayanan Kesehatan Kemenkes, Prof Abdul Kadir mengungkapkan, kemenkes baru membayarkan 1.638 RS saja. Padahal totalnya ada 2.900 RS di Indonesia. Sementara itu, RS yang melayani Pasien Covid-19 ada sekitar 2.000 Rumah sakit.
“Total yang sudah dibayarkan sudah lebih dari Rp. 14.526.658.000 triliun, hampir Rp 15 triliun kita bayar. Dari Maret 2020 sampai sekarang ini, 1.683 RS kita sudah bayarkan,” ungkap Abdul Kadir.
Abdul Kadir juga mengatakan, ratusan RS yang belum dibayarkan klaimnya itu disebabkan karena tutup buku akhir tahun 2020. Sehingga, klaim baru selesai diverivikasi pada bulan Desember dan akan dibayarkan dengan anggaran 2021.
Namun Kadir menyebutkan bahwa anggaran itu memang belum turun dari Kementerian Keuangan.
“Akhir Desember memang ada beberapa yang sudah tidak bisa kita bayarkan klaimnya karena sudah akhir tahun. Kemenkeu sudah tutup buku. Kalau Januari ini memang belum dibayarkan karena anggaran yang kita ajukan masih di proses dan belum cair,” ujarnya.
Selain itu, ada ratusan RS yang ditunda pembayarannya karena disebabkan ketidak sesuaian (dispute) antara klaim yang diajukan dengan aturan yang sudah ditentukan.
“Ada kasus yang tidak sesuai antara klaim yang diajukan dengan dokumen yang dikirimkan serta aturan yang kita pegang. Ini alasan terjadinya penundaan pembayaran kepada seluruh Dirut RS, kita akan segera melakukan pembayaran setelah dana kita cair dari Kemenkeu,” ucap Abdul Kadir.
Jakartaview.id, dalam kesempatan yang sama juga menanyai beberapa direktur RS, dan mereka membenarkan bahwa pembayaran klaim bulan Januari 2021 memang ada keterlambatan.
“Secara umum, pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah (Kemenkes) dan verifikasi yang dilakukan BPJS kesehatan lancar,” ungkap mereka.