JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi batal melakukan kunjungan ke Myanmar untuk melakukan pembicaraan mengenai konsolidasi. Hal ini telah dikonfirmasi langsung oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah.
“Dengan melihat berbagai perkembangan yang ada pada saat ini dan setelah berkonsultasi dengan sejumlah negara ASEAN lainnya, saat ini bukan merupakan waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan ke Myanmar,” ungkap Teuku dalam konferensi pers daring pada hari Rabu (24/2).
Baca Juga:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Dikutip dari CNBC, Kemlu RI sempat membuka opsi melakukan kunjungan ke ibu kota Naypyidaw, Myanmar untuk mencari solusi di tingkat kawasan ASEAN. Rencana ini disusun dengan mempertimbangkan perkembangan situasi di Myanmar saat ini. Namun, situasi yang tidak dapat diprediksi tersebut mengurungkan niat Indonesia berkunjung ke sana.
“Indonesia juga terus berkomitmen untuk berkontribusi. Indonesia juga berkomitmen untuk terus berkomunikasi dengan semua pihak di Myanmar,” jelas Teuku.
“Indonesia akan terus melakukan konsultasi dengan negara-negara di ASEAN lainnya mengenai setiap perkembangan yang ada di Myanmar.”
Jika Indonesia tidak membatalkan kunjungan, Retno akan menjadi utusan asing pertama yang mendarat di negara itu sejak kudeta 1 Februari di Myanmar. Sejak awal, Indonesia aktif melobi negara-negara tetangga untuk membantu menengahi krisis di Myanmar melalui ASEAN.
Sebelumnya, kedutaan besar RI di Myanmar digeruduk Demo oleh pendukung anti kudeta
Mereka memprotes sikap Indonesia yang diklaim mendukung junta militer sambil membawa foto pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan juga beberapa poster yang bertuliskan perlawanan kepada pemilu militer.
Peristiwa ini terungkap dalam sebuah posting seorang jurnalis lokal Hnin Zaw di Twitter, yang mempublikasikan sebuah foto bagaimana para demonstran berunjuk rasa di depan KBRI. Ini terkait pemberitaan media Reuters, yang menyebutkan bahwa RI sedang melobi banyak negara ASEAN untuk menyetujui pemilu ulang Myanmar.
Sementara Juru Bicara Teuku Faizasyah mengatakan hal ini karena kesalahpahaman. Posisi RI masih sangat jelas, yakni prihatin pada kondisi negara itu.
“Sudah ada informasi terkait demonstrasi tersebut. Tampaknya ada kesalahpahaman di sana atas berita di Reuters terkait dengan rencana aksi dalam konteks ASEAN bagi satu solusi masalah Myanmar,” tegasnya melalui pesan singkat.
Lainnya:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga