JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Sensitif terhadap kafein adalah kondisi saat seseorang merasakan dampak pada tubuh, meskipun jumlah yang dikonsumsi terlihat sangat sedikit.
Dilansir dari Insider, Bahkan bagi orang yang sensitif kafein, mengonsumsi secangkir kopi kafein efeknya sama saja dengan ia mengonsumsi tiga atau empat cangkir minuman kopi.
“Jadi orang yang sensitif terhadap kafein dapat membuatnya merasakan efek yang jauh lebih parah daripada orang yang kurang sensitif (kafein),” ungkap Ahli Gizi Morgyn Clair, seperti dilansir dari Insider, pada hari Jumat (26/2).
Sensitif kafein sebagian besar disebabkan karena adanya masalah genetik sejak dari lahir. Mengingat enzim di hati 95 persen bertanggungjawab untuk memetaolisme kafein dalam tubuh.
Baca Juga:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Enzim pada orang dengan sensitif kafein, biasanya tidak bisa memetabolismenya dengan cepat, sehingga efeknya bisa bertaha dengan lebih lama dari orang lain.
Beberapa hal yang menyebabkan seseorang mengalami sensitif kafein:
1. Faktor usia
Menurut penelitian pada tahun 2017 karena kafein menyebabkan insomia (gangguan tidur), dan kasus insomnia ini semakin banyak yang diderita oleh orang tua, karena semakin sensitif terhadap kafein.
2. Faktor obat
Beberapa obat dapat meningkatkan kinerja dari kafein semakin lebih kuat, di antaranya adalah obat Teofilin atau sejenis obat herbal dengan kandungan Echinacea.
3. Kehamilan
Akibat kehamilan, membuat kinerja tubuh dalam mengolah kafein jadi berkurang sebesar 30 hingga 70 persen, yang hasilnya efek kafein bisa lebih lama di dalam tubuh.
Tanda dan gejala sensitif kafein, melipuiti sakit kepala, merasa gelisah, insomnia, peningkatan detak jantung, dan merasa cemas.
Hal yang patut diwaspadai adalah gejala peningkatan detak jantung, khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat sakit jantung, karena bisa memicu serangan jantung.
Lainnya:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga