JAKARTAVIEW.ID, – Seorang kepala distrik atau camat di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, ditahan Satgas Penegakan Hukum Operasi Damai Cartenz Polri sejak Senin (1/5/2023). Dari hasil pemeriksaan hingga kini terungkap pria berinisial MM diduga memberikan uang bagi kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya untuk membeli amunisi.
Kepala Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar Faisal Ramadhani ketika dikonfirmasi membenarkan informasi tersebut. Ia mengatakan, pria berinisial MM adalah Kepala Distrik Kenyam yang diduga menyalurkan uang senilai Rp 30 juta bagi kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga.
BACA JUGA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Adapun KKB di Nduga dipimpin oleh Egianus Kogoya yang terlibat 65 kasus kejahatan berdasarkan data Polda Papua. Kelompok yang beraksi sejak awal Desember tahun 2018 hingga April 2023 ini telah menewaskan 56 orang.
Kelompok Egianus juga menyandera pilot pesawat Susi Air, Philip Mark Merthens, sejak 7 Februari 2023. Diduga pilot berkewarganegaraan Selandia Baru ini ditawan kelompok Egianus di wilayah Nduga yang berbatasan dengan Kabupaten Lanny Jaya.
”Penangkapan Kepala Distrik Kenyam berinisial MM berdasarkan hasil pemeriksaan Yomse Lokbere yang ditangkap kami pada 12 April 2023. Yomse adalah bawahan Egianus yang bertugas untuk membeli amunisi dan senjata bagi kelompok itu,” ungkap Faisal.
Sementara itu, Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Matius Fakhiri menegaskan, pihaknya akan menggunakan upaya penegakan hukum secara terukur untuk menghentikan aksi kelompok Egianus. Sebab, aksi kelompok ini telah berdampak gangguan keamanan selama beberapa tahun terakhir.
”Upaya penegakan hukum bagi kelompok Egianus akan dilakukan secara komprehensif. Siapa pun yang terlibat membantu kelompok Egianus akan ditindak tegas,” ucap Mathius.
Sebelumnya, aparat kepolisian juga menangkap seorang kepala kampung/desa bernama Terius Labie di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, pada 4 Agustus 2022. Diduga Terius mendanai pembelian 615 butir amunisi bagi kelompok Egianus Kogoya senilai Rp 150 juta.
Guru Besar Sosiologi Universitas Cenderawasih Jayapura Avelinus Lefaan memaparkan, terdapat dua motif dalam kajian sosiologi terkait fenomena aparat pemerintah yang diduga membantu KKB. Dua motif ini adalah adanya hubungan kekerabatan yang kental dan kesamaan ideologi dengan kelompok tersebut.
Ia mengungkapkan, salah satu kekhasan masyarakat di daerah pegunungan Papua adalah pola hidup yang komunal. Misalnya, dalam momen meninggalnya seorang warga akan diperingati sebagai peristiwa kebudayaan yang dihadiri seluruh warga.
”Pihak berwajib harus jeli dalam menentukan motif di balik kasus ini. Sebab, pemberian uang dapat dimaknai untuk membantu kerabatnya yang sedang mengalami kesulitan atau memiliki rasa solidaritas karena kesamaan pandangan politik,” papar Avelinus.
LAINNYA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga