JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Parlemen Belanda pada hari Kamis telah mengeluarkan mosi tidak mengikat yang mengatakan bahwa perlakuan Cina terhadap etnis minoritas Uighur di Xinjiang sama dengan genosida, ini adalah langkah pertama yang dilakukan oleh negara Eropa.
Aktivis dan pakar hak asasi manusia mengatakan setidaknya satu juta Muslim telah ditahan di kamp-kamp di wilayah barat desa terpencil di Xinjiang.
Baca Juga:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Para aktivis dan beberapa politisi Barat menuduh Cina menggunakan penyiksaan, kerja paksa, dan sterilisasi terhadap para tahanan di kamp itu.
Cina telah menyangkal bahwa mereka melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan mengatakan kamp-kampnya menyediakan pelatihan kejuruan dan dibutuhkan untuk melawan ekstremisme di negaranya.
“Sebuah genosida terhadap minoritas Uighur sedang terjadi di Cina,” ungkap mosi parlemen Belanda, dilansir dari berita Reuters, pada 26 Februari 2021.
Kedutaan Besar Cina di Den Haag pada Kamis mengatakan bahwa setiap tuduhan genosida di Xinjiang adalah “kebohongan langsung” dan parlemen Belanda telah “dengan sengaja mencoreng Cina dan mencampuri urusan dalam negeri Cina.”
Sebelumnya Kanada telah mengeluarkan resolusi yang memberi label genosida atas perlakuan Cina terhadap muslim Uighur awal pada pekan ini.
Mosi Belanda mengatakan bahwa tindakan dari pemerintah Cina seperti “tindakan yang dimaksudkan untuk mencegah kelahiran” dan “memiliki kamp hukuman” berada di bawah Resolusi PBB 260, umumnya dikenal dengan konvensi genosida
Dalam pernyataan remi di situs webnya, Kedutaan Besar Cina di Den Haag mengatakan bahwa populasi Uighur di Xinjiang telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini, dan menikmati standar hidup yang lebih tinggi, dan harapan hidup yang lebih lama.
“Bagaimana Anda bisa menyebut ini sebagai genosida?” kata Kedubes Cina untuk Den Haag. “Masalah terkait Xingjiang tidak pernah tentang hak asasi manusia, etnis atau agama, tetapi tentang memerangi terorisme kekerasan dan suksesi.”
Pada Rabu Duta Besar Cina untuk PBB di Jenewa menuduh negara Barat menggunakan masalah Uighur untuk mencampuri urusan dalam negeri negaranya.
Lainnya:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga