JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Pendiri Microsoft, Bill Gates mengatakan bahwa Facebook sebaiknya dapat mengizinkan mantan presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk kembali bercuap-cuap di platform besutan dari Mark Zuckerberg tersebut.
Dikutip dari CNBC, Pernyataan ini ia lontarkan lantaran Donald Trump disebut belum sempat mengunggah beragam fakta terkait dugaan bahwa pilpres AS benar-benar disabotase.
“Saya pikir, suatu saat dia (Trump) bisa saja diizinkan kembali (ke Facebook), dan mungkin sebaiknya harus seperti itu,” ujar Gates dalam sebuah wawancara seperti dihimpun dari CNBC, pada hari Selasa (23/2).
Baca Juga:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
“Aneh rasanya kalo kalian bilang pemilu disabotase tanpa membeberkan berbagai fakta pendukungnya. Betapa buruknya hal tersebut,” imbuh pria berusia 65 tahun tersebut.
Gates sendiri yakin bahwa blokir atas Trump di Facebook perlahan bakal dicabut di masa depan. Untuk mencegah Trump menyebar misinformasi lagi, Gates menyarankan agar posting Trump yang bersifat menyesatkan dibubuhi label khusus.
“Suatu saat, kepercayaan orang atas beragam unggahan Trump bakal berkurang. Jika terjadi, maka hal tersebut akan menarik untuk diamati,” pungkas Gates.
Meski pernyataan ini bernada mendukung, Gates sendiri sebenarnya sempat berkali-kali mengkritik presiden AS ke-45 tersebut. Sekitar Juli 2020 lalu, ia sempat melayangkan kritik terhadap Donald Trump atas penanganan pandemi virus Covid-19 di AS yang dinilai cukup buruk.
Sekitar September lalu Gates juga berpendapat bahwa kebijakan Trump atas larangan keluar masuk AS pada masa awal pandemi telah memicu sejumlah warga AS berbondong-bondong kembali ke kampung halamannya.
Dalam proses ini, belum ada protokol kesehatan yang ketat, kembalinya warga AS kemungkinan ikut membantu penyebaran Covid-19 di negara tersebut.
Pada awal Januari lalu, Trump ditendang dari Facebook lantaran dianggap telah pemicu kekerasan yang terjadi di Capitol Hill, Washington DC, AS yang menelan setidaknya lima korban jiwa pada saat itu.
Zuckerberg bahkan mengatakan bahwa Trump sengaja menggunakan hari-hari terakhirnya sebagai presiden di Gedung Putih untuk menghalang-halangi proses transfer jabatan ke suksesornya, Joe Biden.
“Kami memperpanjang pemblokiran di akun Facebook dan Instagramnya (Trump) tanpa batas waktu yang di tentukan dan setidaknya selama dua minggu ke depan,” tulis Zuckerberg dalam unggahannya pada awal bulan Januari lalu.
Hal yang sama juga dilakukan oleh jejaring sosial Twitter. Di platform tersebut, Trump diblokir karena dianggap telah mengunggah beragam postingan yang dapat berpotensi memantik kekerasan di ruang publik.
Hingga kini, Trump harus rela hidup tanpa akun Facebook dan Twitternya lantaran status blokirnya memang belum dicabut oleh kedua platform online tersebut.
Lainnya:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga