JAKARTAVIEW.ID, – Pendiri pasukan elite TNI, Komando Pasukan Khusus, yakni Mochammad Idjon Djanbi atau Bernardus Rokus Visser, juga mantan prajurit Commando yang dilatih Inggris. Idjon Djanbi (terakhir berpangkat mayor) pernah menjadi pengemudi Ratu Belanda Wilhelmina di pemerintahan pengasingan Belanda di London, Inggris, sebelum bergabung dengan Pasukan Commando.
Dalam buku Kopassus untuk Indonesia, Profesionalisme Prajurit Kopassus, terbitan tahun 2021, disebutkan Visser adalah putra seorang petani bunga di Booskop, Provinsi Zud Holland kelahiran tahun 1914. Visser aktif dalam kegiatan di luar ruang dan aneka olahraga seperti bersampan, mendaki gunung, sepak bola, dan balapan mobil. Dia menempuh pendidikan Sekolah Pertanian Menengah Atas, lalu melanjutkan dengan kursus agraria di Liverpool, Inggris.
Setelah Belanda diduduki Nazi Jerman, Visser ikut berjuang di Inggris. Setelah berdinas menjadi sopir Ratu Wilhelmina, kurang lebih setahun, dia mengundurkan diri dan bergabung dengan Angkatan Darat Belanda dalam satuan Princess Irene Brigade pada tahun 1941. Selanjutnya pada tahun 1942 dia mengikuti seleksi prajurit Commando di Achanacarry di Skotlandia. Dari 48 peserta didik dari Belanda, hanya 25 orang yang lulus menjadi prajurit Commando, termasuk Visser.
Dia terlibat dalam Operasi Market Garden, bulan September tahun 1944, yang dikenal dalam film bioskop A Bridge Too Far (produksi tahun 1977), menceritakan operasi lintas udara Sekutu untuk merebut jembatan-jembatan di Sungai Rhine wilayah Belanda di dekat kota Arnhem dan kota Nijmegen. Diharapkan dengan mem-by pass jalur darat dari Perancis-Belgia-Belanda, Sekutu bisa langsung masuk ke Jerman dan mempercepat perang berakhir. Sayang operasi Market Garden yang dipimpin Jenderal Inggris Montogmery gagal total. Sekutu dikalahkan Jerman.
BACA JUGA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Selanjutnya, Visser terlibat operasi di Walcheren, selatan Belanda, untuk menghabisi perlawanan Nazi Jerman. Perang berakhir di Eropa, tetapi masih berlanjut di Asia hingga bulan Agustus 1945.
Indonesia pun merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda tidak tinggal diam. Kekuatan militernya termasuk sekolah pasukan para disiapkan di Hollandia—kini Jayapura—di Papua pada bulan Maret 1946. Visser, yang setelah menempuh sekolah perwira di Eropa, diberangkatkan ke Hollandia untuk berperang di Indonesia.
Semasa Perang Kemerdekaan Republik Indonesia (1945-1949), Visser menjadi pelatih para di Sekolah Pasukan Khusus (Korps Speciale Troepen atau KST) di Batujajar, dekat Kota Bandung, Jawa Barat. Lokasi tersebut kini menjadi Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdik Passus) TNI AD di bawah pengelolaan Kopassus TNI AD.
Sesudah perdamaian Indonesia-Belanda melalui Pengakuan Kedaulatan tanggal 27 Desember 1949, Visser kembali ke kehidupan sipil. Dia menikahi seorang perempuan Sunda, memeluk Islam, dan mengganti nama menjadi Mochammad Idjon Djanbi.
Suatu ketika pada tahun 1951, datang seorang perwira muda TNI bernama Aloysius Sugianto ke rumah Idjon Djanbi. Dia menyampaikan maksud meminta kesediaan Idjon Djanbi melatih Pasukan Komando TNI di combat intelligent course di Cilendek dekat Kota Bogor, Jawa Barat.
Letda Sugianto harus bermalam dua hari di dekat rumah Idjon Djanbi untuk membujuknya. Ketika itu, Idjon Djanbi hatinya luluh dan bersedia menjadi pelatih dengan status warga sipil untuk mengajar selama tiga bulan saja.
Selepas itu, penggagas pembentukan Pasukan Khusus TNI, yakni Kolonel Alex Evert Kawilarang, yang meneruskan gagasan Letnan Kolonel Ignatius Slamet Riyadi, bermaksud membentuk Kesatuan Komando di Tentara Teritorium III Siliwangi (kini Kodam III Siliwangi).

Untuk itu, Kawilarang memanggil mantan ajudannya, yakni Aloysius Sugianto, dan mengutarakan maksudnya membentuk Pasukan Komando dan membutuhkan pelatih dengan kualifikasi Komando.
Gayung bersambut, Aloysius Sugianto mendatangi Idjon Djanbi. Setelah sepakat, mereka menghadap Panglima Siliwangi Kolonel Kawilarang untuk menyiapkan pembentukan Kesatuan Komando pada tanggal 1 April tahun 1952 atas Keputusan Menteri Pertahanan Sultan Hamengkubuwono IX.
Menteri Pertahanan Sultan Hamengkubuwono IX menetapkan Mayor Mochammad Idjon Djanbi menjadi perwira TNI AD dengan nomor registrasi prajurit (NRP) 17665. Sejak tanggal 16 April tahun 1952 dibentuklah Pasukan Komando dengan nama Kesatuan Komando (Kesko) Teritorium Tentara III Siliwangi atau disingkat Kesko III.
Sejarah mencatat, satuan tersebut kemudian berganti nama Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) pada tahun 1953, Namanya kembali berubah menjadi Resiman Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1955.
Salah satu catatan menarik soal rekam jejak Kopassus adalah pertempuran sesama Pasukan Komando ketika Kopassus bertempur melawan Batalyon Para 2 Inggris di Plawan Mapu, Sarawak, dekat perbatasan Kalimantan Barat, saat konfrontasi Ganyang Malaysia. Pada tanggal 25 April 1965, Kompi RPKAD berhasil menembus kubu pertahanan Inggris yang dikuasainya hingga terang tanah sebelum mengundurkan diri kembali ke hutan rimba Kalimantan.
Selanjutnya pada tahun 1966 namanya diubah menjadi Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat (Puspassus AD), dan pada tahun 1971 berubah menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha). Terakhir pada tanggal 21 Mei tahun 1985, Kopassandha ditingkatkan menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang kecil, efektif, dan efisien. Kopassus memiliki tugas operasi komando, Operasi Sandi Yudha, dan Operasi Anti Teror.

Keberhasilan Kopassus dalam pembebasan sandera penumpang pesawat Garuda ”Woyla” dalam operasi di Bandara Don Muang, Thailand, tahun 1981 melambungkan nama Kopassus setara dengan pasukan khusus dunia lainnya. Dari sejarah pasukan Komando di Afrika Selatan, tradisi Pasukan Komando juga lahir dan berkembang di Indonesia.
Sumber: Kompas dll
LAINNYA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga