JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, menjadi salah satu pembicara dalam forum Internasional (Zero Carbon City International Forum), yang diselenggarakan oleh Institute For Global Environmental Strategies (IGES) secara online, pada hari Rabu (17/3).
Forum diskusi yang diikuti oleh para perwakilan dari berbagai kota dan organisasi terkait dari berbagai negara tersebut bertujuan untuk meningkatkan upaya kota-kota di dunia mencapai nol emisi dari gas rumah kaca .
Baca Juga:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Dalam sambutannya terseubt, Anies Baswedan menjelaskan bahwa, Jakarta sedang berusaha untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 50% pada tahun 2030, hingga mencapai nol emisi pada tahun 2050, dan mengembangkan ketahanan masyarakat dalam beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan iklim dunia.
“Jakarta tengah bekerja menunaikan komitmennya untuk menjadi kota berketahanan, dan kini kami telah menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26%.
Ini akan terus kami kerjakan hingga target tersebut dapat terpenuhi, bahkan terlampaui,” ucap Anies Baswedan di Forum yang juga dihadiri Walikota Yokohama, Jepang tersebut, pada hari Rabu (17/3).
Terobosan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca tersebut sudah dikerjakan serius oleh Pemprov DKI Jakarta, bahkan telah melakukan kolaborasi juga dengan berbagai pihak melalui pembentukan gugus tugas iklim pada tahun 2020.
Gugus tugas ini terdiri dari berbagai pemangku kepentingan, antara lain lembaga publik, entitas swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan universitas.
Selain itu, Jakarta juga terus berusaha untuk mengembangkan Zona Rendah Emisi atau Low Emission Zone (LEZ) dengan mentransformasi sektor transportasi umum dan mengubah paradigma pembangunan kota berorientasi mobil menjadi pembangunan berorientasi transit.
“Kami telah mengubah paradigma pembangunan kota berorientasi mobil menjadi pembangunan berorientasi transit dengan melakukan integrasi sistem transportasi umum massal, hingga akhirnya kami mendapatkan penghargaan Sustainable Transport Award 2020,” katanya.
“Selain itu kami juga menetapkan kota tua sebagai zona rendah emisi, mewajibkan setiap kendaraan pribadi lolos uji emisi, merevitalisasi trotoar, menyiapkan jalur sepeda dan tempat parkir sepeda, serta masih banyak lagi,” lanjutnya.
Lainnya:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga