JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Swedia menghadapi kekurangan Sperma yang akut untuk kehamilan yang dibantu. Ini karena calon donor menghindari rumah sakit selama pandemi Covid-19 berlansung, menghentikan inseminasi di sebagian besar sistem perawatan kesehatan dan meningkatkan waktu tunggu selama bertahun-tahun.
“Kami kehabisan sperma. Kami tidak pernah memiliki donor yang begitu sedikit seperti tahun lalu,” kata Ann Thurin Kjellberg, kepala unit reproduksi di Rumah Sakit Universitas Gothenburg, seperti dikutip dari laman berita Reuters pada hari Kamis (15/4/2021).
BACA JUGA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Dia menuturkan, bahwa kekurangan itu berarti waktu tunggu untuk kehamilan yang dibantu telah melonjak dari sekitar enam bulan menjadi sekitar 30 bulan pada tahun lalu.Â
“Ini fenomena nasional. Kami telah kehabisan persediaan di Gothenburg dan Malmo, mereka akan segera habis di Stockholm,” tambahnya, menyebut tiga wilayah terpadat di negara itu,” ucap Thurin Kjellberg, seperti dilansir Reuters pada Kamis (15/4/2021).
Berdasarkan hukum yang berlaku di Swedia, sampel sperma hanya dapat digunakan oleh maksimal enam wanita. Sebagian besar sperma yang disumbangkan di Swedia telah mencapai kapasitas legal ini, yang berarti bahwa di banyak wilayah, kehamilan dengan bantuan hanya tersedia untuk wanita yang pernah menggunakan sampel sperma tertentu sebelumnya.
Margareta Kitlinski, yang sebagai pimpinan unit reproduksi di Rumah Sakit Universitas Skane, klinik terbesar di Swedia, mengatakan bahwa dibutuhkan sekitar delapan bulan untuk memproses donor karena banyak tes yang terlibat,
“Jika Anda memiliki 50 orang yang menghubungi Anda, paling banyak hanya setengah dari mereka yang bisa menjadi donor,” kata Kitlinski.
Beberapa wilayah Swedia telah menggunakan media sosial untuk mendorong calon pendonor pria untuk mendonorkan sperma mereka.
LAINNYA:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga