JAKARTAVIEW.ID, JAKARTA – Para demonstran anti-Tiongkok mengamuk di Myanmar pada malam hari, di mana sepuluh pabrik milik China di negara itu dibakar dan satu hotel dirusak.
Sedikitnya dikabarkan bahwa 18 orang tewas di lokasi kejadian sewaktu demonstan menyerang.
Baca Juga:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga
Aset-aset milik China di negara Asia Tenggara tersebut jadi target serangan demonstran lantaran Tiongkok dianggap terlalu meremehkan kudeta militer yang terjadi di negara itu.
Semuanya bermulah setelah sekelompok besar pengunjuk rasa yang sebagian besarnya, menyerukan agar pemerintah negara yang terpilih secara demokratis segera dibebaskan dari tahanan setelah kudeta militer pada tanggal 1 Februari.
Para demonstran mulai menargetkan beberapa bisnis-bisnis China di Yangon Myanmar yang mereka anggap pro kepada Junta militer.
Mendengar apa yang terjadi di Myanmar, Kedutaan Besar China di Yangon mendesak para pemimpin militer Myanmar untuk mengambil tindakan dan memberlakukan darurat militer segera untuk melindungi para warganya.
Beijing mengatakan bahwa orang-orang bersenjatakan batang besi, kapak dan bensin membakar dan merusak 10 pabrik China di pinggiran kota Hlaing Tharyar. Sebuah hotel China juga diserang oleh para demonstran.
Di lansir dari halaman Facebook milik China, Kedutaan Besar China mengatakan bahwa, “Beberapa pabrik dijarah dan dihancurkan dan banyak staf China terluka dan terjebak.”
“Mendesak Myanmar untuk mengambil langkah-langkah efektif lebih lanjut untuk menghentikan semua tindakan kekerasan, menghukum pelaku sesuai dengan hukum dan memastikan keselamatan jiwa dan properti perusahaan dan personel China di Myanmar,” tulis pernyataan dari kedutaan China tersebut, yang dikutip pada hari Senin (15/3).
Sebelumnya demonstrasi anti-China terus meluas di negera tersebut, karena mereka menganggap bahwa China adalah dalang di balik Kudeta yang terjadi di negara tersebut.
Lainnya:
- Stasiun KRL Terintegrasi Dengan LRT Jabodebek, Jumlah Penumpang Ikut Melonjak
- Tol Ruas Pondok Aren – Serpong Kilometer 10 Resmi Beroperasi
- Mulai Tanggal 1 Oktober, Tarif Promo LRT Jabodebek Jarak Maksimal Rp 20.000
- Gara-Gara Tidak Pakai Ciput Belasan Rambut Siswi SMP di Lamongan Dicukur Pitak Guru
- Mengintip JPM Dukuh Atas yang Menghubungkan LRT Jabodebek dan KRL ada Tempat Kuliner nya Juga